Rakyat Bersatu Singkirkan Kepala Batu, Itulah Seruan Ratusan Massa di Mimbar Demokrasi ISI Yogya

share on:

Yogyapos.com (BANTUL) – Merespon kecenderungan praktik politik dinasti yang ngawur, Aliansi Jaga Demokrasi menggelar mimbar demokrasi mahasiswa bersama rakyat menolak politik dinasti dan pelanggaran HAM, di depan Concert Hall, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Kamis (23/11/2023).

BACA JUGA: Pasangan 'AMIN' Nomor 1, Muhaimin Iskandar Menunjukkan Kelasnya Sebagai Cawapres dengan 'C' Kapital

Acara yang diisi dengan performance art diawali doa bersama ini, diikuti ratusan mahasiswa. Hadir dan menyampaikan orasi dalam kesempatan ini Hendro PleretWidhihasto Wasana Putra, Aryo Dwi Prayitno, Muhammad Suhud dan Dr Aditya Her Nurmoko.

Pembubuhan tandatangan demi demokrasi yang sehat || YP-Supardi

Dalam performance art disuguhkan adegan anak kelas satu ingin menjadi Ketua OSIS. Padahal syaratnya harus kelas dua. Maka orangtua siswa itu, minta kepada pihak tertentu untuk mekondisikan agar putranya menjadi calon Ketua OSIS.

BACA JUGA: Wamenkumham Resmi Tersangka Gratifikasi, Belum Ada Informasi Penahanan

Selain itu juga ada adegan seseorang diintimidasi oleh pihak tertentu karena mengkritik pemerintah. Padahal dalam sistem demokrasi mengritik  pemerintah adalah lazim.

Sementara itu, Widhihasto Wasana Putra dalam orasinya mengungkapkan mesti acara ini memperoleh intervensi, namun ini bukanlah kejahatan. Karena untuk menyampaikan suara melalui cara aksi panggung dan orasi adalah hak.

Performance art satire tentang pemanfaatan hukum untuk kepentingan politik dinasti || YP-Supardi

“Kita menyuarakan untuk menghilangkan dan melawan penyalahgunaan wewenang demi kepentingan politik. Ini sesuai dengan tulisan yang terpampang di panggung,” tegas Hasto disambut yel yel ‘Rakyat Bersatu Singkirkan Kepala Batu’ oleh ratusan massa.

BACA JUGA: Pasca Gelar Perkara, Polisi Tingkatkan Status Tersangka terhadap Firli Bahuri

Hasto juga menegaskan, hukum positif telah menenggelamkan etika moral dalam politik. Nyatanya itu malah justru dijalankan. Kini perlu adanya koreksi dari berbagai pihak terhadap kondisi yang ada.

BACA JUGA: Presiden Joko Widodo Dijadwalkan Luncurkan Digidilasisasi Kampus NU

Sementara itu, Hendro Pleret, menyatakan pengalaman kejadian Pemilu sebelumnya, kini disinyalir akan terulang lagi. “Berdemonstrasi dengan tujuan penegakan demokrasi harus dilakukan. Pemilu harus berkualitas dan bukan sekedar formalitas. Kita ingin pemimpin yang beradab dan bukan yang biadab,” tegas Hendro.

Hendro juga menyampaikan yel-yel hidup mahasiwa dan hidup rakyat. (Spd/Met)

 


share on: