Pengemudi Bus Wisata Mengeluh Sulit Peroleh BBM Bersubsidi, Hiswana Migas Angkat Bicara

share on:
Ketua Bidang SPBU DPC Hiswana Migas DIY Bangun WahyuajiWahyuaji || YP-Eko Purwono 

Yogyapos.com (YOGYA) - Sejumlah pengemudi bus wisata di Yogyakarta mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di stasiun pengisan bahan bakar umum (SPBU), saat melakukan pengisian dibatasi pada kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu saja. 

Mayoritas pengemudi kesulitan mengakses BBM jenis solar. Bukan hanya BBM solar saja, masyarakat umum pengguna BBM subsidi lain juga mengalami hal serupa.

BACA JUGA: Lurah Maguwoharjo Tetap Menjalani Tahanan Kota, Dipidana Penjara 6 Tahun Segera Ajukan Banding

Wardoyo, salah satu pengemudi bus pariwisata mengaku kerepotan lantaran harus keliling mencari lokasi hingga lima SPBU untuk bisa mendapatkan bahan bakar solar. Sehingga merasa kasihan terhadap penumpang jika harus berkeliling hingga antre saat mengisi bahan bakar.

“Tadi datang ke lima SPBU baru bisa isi solar. Kasihan penumpangnya, jangan lah dipersulit. Bisa gak narik kalau begini terus,” ujar Wardoyo yang mengaku membawa wisatawan dari Karanganyar Jawa Tengah menuju Kota Yogyakarta, ditemui wartawan di Parkir Wisata Abu Bakar Ali, Selasa (11/6/2024).

BACA JUGA: Diduga Korban Malpraktik, Seorang Pengusaha Asal Purworejo Menuntut Keadilan

Driver yang lain, Nuryanto, dia mengaku cukup kerepotan saat hendak mengisi bahan bakar. Bus yang ia kemudikan dari Klaten harus antre panjang saat hendak mengisi bahan bakar dan harus berbagi dengan pengemudi bus lain tanpa ada kejelasan ketersediaan dari SPBU.

“Sekarang susah nyari solar. Kami kalau ngisi dibatasi, itu juga antrenya panjang,” ujar Nuryanto. 

Ketua DPC Hiswana Migas DIY Aryanto Sukoco (baju kotak-kotak) || YP-Eko Purwono

Atas kondisi ini, Nuryanto berharap pemerintah segera menerbitkan kebijakan agar para pengemudi kendaraan wisata bisa beroperasi tanpa rasa khawatir. 

BACA JUGA: Tak Terbukti Korupsi, Jagabaya Sidorejo Kulonprogo Divonis Bebas

“Soalnya ini kan mau masuk libur Idul Adha sama libur sekolah. Kalau gini terus bisa engak narik kita,” pintanya. 

Kondisi ini mendapatkan respon dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas). Melalui Ketua DPC Hiswana Migas DIY Aryanto Sukoco mengatakan langkah yang ditempuh pihaknya tengah berkomunikasi dengan pemangku kebijakan untuk meninjau kembali kuota BBM yang disedikan di Yogyakarta.

BACA JUGA: Sidang Kepemilikan Senpi Ilegal Oknum Perangkat Desa Sindumartani Memasuki Pemeriksaan Saksi

“Di Yogyakarta terdapat 52 perusahaan otobus bahkan saat musim liburan seperti ini jumlahnya bisa bertambah, karena bus dari luar DIY mulai masuk membawa wisatawan.Hal ini tentunya akan berimbas pada keburtuhan BBM bersubsidi baik solar maupun pertalite,” ungkap Aryanto. 

Menurut Aryanto, Yogyakarta sebagai destinasi wisata kedua di Indonesia setelah Bali, sehingga kuota BBM bersubsidi untuk DIY agar ditinjau kembali oleh para pemangku kebijakan.

BACA JUGA: Lurah Candibinangun Ditahan di Rutan Yogya, Jaksa Siap Ajukan Dakwaan

“Maka kuota BBM yang seharusnya hanya untuk masyarakat juga dipakai oleh pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia,” tandasnya. 

Sedangkan Ketua Bidang SPBU DPC Hiswana Migas DIY Bangun Wahyuaji menambahkan, pihaknya sedang berupaya akan berusaha mendapatkan informasi data dari pelaku wisata atau kunjungan wisata ke wilayah DIY. Data tersebut menjadi pembanding antara jumlah pengguna kendaraan dengan jumlah kuota BBM bersubsidi yang dialokasikan untuk DIY. 

“Data riil ini nantinya akan kami sampaikan ke pihak berwenang dalam penentuan kuota BBM bersubsidi di Yogyakarta,” ujar Wahyuaji. (*/Opo)

 

 

 

 

 


share on: