Didukung Unesco, 15 Seniman Gelar Ruang Rupa Taman Sesaji

share on:
Salah satu karya pameran Ruang Rupa Taman Sesaji || YP-Wahjudi Djaja

Yogyapos.com (YOGYA) - Tradisi dan literasi sesaji di Indonesia selama ini  masih kurang jarang dilakukan. Tak aneh banyak  respon minor terhadap informasi kesejarahan di sekitar sesaji. Masih sering terjadi disinformasi, misinformasi dan malinformasi sering terhadap sesaji. Untuk itulah Pusat Kajian dan Studi Budaya Taman Sesaji berusaha memulai kerja budaya.

Demikian perbincangan yogyapos.com dengan pelukis Hangno Hartono selaku penggagas pameran Ruang Rupa Taman Sesaji di Graha Sastra Keselatan, Langenarjan Lor Yogyakarta, Senin (2/12/2024). 

BACA JUGA: Pelaku Tabrak Lari Lakukan Oral Sex Saat Insiden, Kini Ditahan di Mapolresta Sleman

Misinformasi, disinformadi dan malinformasi inilah, lanjutnya, yang perlu diluruskan sehingga persepsi dan persekusi terhadapan pelaku pelestari budaya tidak terjadi. Kasus persekusi terhadap sesaji pernah terjadi di Gunung Semeru pada 11 Januari 2022.

“Saya pernah diundang Unesco dalam sebuah acara di Makassar. Sebetulnya, tema awalnya adalah bagaimana menangkal hoax dan hate speech yang kian mengerikan. Unesco kemudian memfasilitasi program dan kami libatkan teman-teman Taman Sesaji untuk berkolaborasi. Ini baru gerakan awal dan kami telah siapkan agenda edukasi terkait sesaji,” ungkapnya.

Di tempat yang sama praktisi Taman Sesaji Eko Handiwiratirta menambahkan, sesaji sebetulnya memiliki dimensi yang lebih luas dari yang dibayangkan orang. 

BACA JUGA: Penelusuran Motif Polisi Tembak Polisi di Markas Polisi, Akankah Berkembang?

“PKSB Taman Sesaji mengembangkan empat pola analisa sajen/sesaji. Pertama, sesaji untuk menghadirkan daya hidup (energi) seperti dalam tradisi wiwitan. Kedua, sesaji sebagai ungkapan simbolik seperti penyajian bubur sangkan paran. Ketiga, sesaji sebagai kaweruh sinengker (secret knowladge) seperti sesaji ruwatan. Keempat, sesaji sebagai kearifan lokal untuk keberlangsungan harmonisasi semesta melalui konservasi tanaman dan hewan sesaji,” jelasnya.

Sesaji dalam sebuah upacara tradisi || YP-Wahjudi Djaja

Pelurusan narasi ini akan digelar di Graha Sastra Keselatan sejak 7-11 Desember 2024 dengan media kegiatan berupa pameran karya lukis dan seni liping, performance mantra sesaji (gurit dan kidung sesaji), performance art “Ritus Sesaji” dan “Sesaji Terakhir” serta Diskusi Sesaji. 

BACA JUGA: Dua Terdakwa Dugaan Penggelapan Sertifikat Tanah Divonis Lepas, Tim Kuasa Hukum Mengapresiasi

Ruang Rupa Taman Sesaji melibatkan 15 seniman, pelukis dan praktisi antara lain Agus Suyamto, Arita Savitri, Bedjo Ludiro, Bedjo Wage Su, Eko Hand, Fio Retno, Guntur Ajisaka, Hangno Hartono, Ian Santana, Ipong Suranto, Iwan Wijono, Sindu Catter, Tri Suharyanto, Tukirno B Sutejo, dan Garuda Sukmantoro. 

Selama pameran digelar dialog dan ulasan performans antara lain menampilkan Wahjudi Djaja, Dr Hajar Pamadhi MA, Wenri Wanhar, Nanang Arizona, Mahmud Alqadri, dan Romo Manu W Seputro. Pembukaan dilaksanakan pada 7 Desember 2024 di Graha Sastra Keselatan Jln Langenarjan Lor No 8 mulai 16.00 WIB sampai selesai. (Iud)

 


share on: