Yogyapos.com (JAKARTA) - Adopsi teknologi terkini kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) dalam layanan publik terus didorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebagai bagian dari upaya percepatan transformasi digital untuk mendorong Indonesia keluar dari jebakan penghasilan kelas menengah (middle income trap) menuju Indonesia Emas 2045.
“Posisi Indonesia saat ini ada di peringkat keempat dalam indeks kesiapan integrasi AI pada layanan publik menurut penelitian Oxford Insight di tahun lalu. Jadi, lumayan juga nih persiapan kita. Dengan estimasi kontribusi AI bagi Product Domestic Bruto (PDB) sebesar US$366 miliar (sekitar Rp 5.819 triliun) pada tahun 2030 mendatang,” tutur Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya terkait acara Google AI Untuk Indonesia Emas di Jakarta, seperti dilansir Humas Kominfo, Selasa (4/6/2024).
BACA JUGA: Dandenmarem 072/Pmk: Latbak Jatri, Upaya Memelihara Kemampuan Prajurit Menembak
Menurut Budi Arie, saat ini ada kecenderungan peningkatan pemanfaatan teknologi AI yang lebih masif. Hal ini didasarkan laporan Stanford University AI Index 2024 yang menyatakan perusahaan global telah memanfaatkan AI, setidaknya pada satu unit bisnis atau fungsi.
“Mulai dari layanan kesehatan, manufaktur, pertanian maupun pendidikan,” katanya.
Budi Arie mengatakan, sebagian besar pemanfaatan AI di Indonesia bertujuan untuk mempermudah tenaga kerja.
BACA JUGA: Sidang Kepemilikan Senpi Ilegal Oknum Perangkat Desa Sindumartani Memasuki Pemeriksaan Saksi
“Berdasarkan data Kompas tahun lalu, sebanyak 22,1 persen total pekerja memanfaatkan AI, sementara 26,7 juta pekerja merasa terbantu oleh AI,” ungkap Menkominfo.
Lebih lanjut Budi Arie mengungkapkan, perkembangan AI akan menggeser dan jenis pekerjaan, dengan adanya proyeksi hilangnya 83 juta pekerjaan.
Namun, dia optimistis potensi pemanfaatan AI jauh lebih besar karena akan ada 69 juta pekerjaan baru akibat dari AI dan machine learning.
BACA JUGA: Mahasiswa Sosialogi UWM Yogyakarta Dapat Menjadi Pebisnis Cokelat Sehat
“Saya baru pulang usai menghadiri acara WSIS (World Summit on The Information Society) di Jenewa, Swiss, kesimpulannya adalah AI ini tidak against terhadap people dan humanity. AI harus tetap menjaga dan punya rasa kemanusiaan. Itu bagian yang paling mendasar dari AI,” jelas Menkominfo.
Oleh karena itu, Budi Arie terus mendorong upaya pengembangan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis bagi talenta digital.
Selain itu semua pihak diminta meningkatkan pelatihan keterampilan maupun platform pembelajaran online, workshop hingga kolaborasi antara lembaga pendidikan serta industri.
BACA JUGA: Usai Sarasehan Pancasila, Bupati Bantul 'Diserbu' Emak-emak Dusun Cebongan
“Kebutuhan literasi teknologi yang semakin krusial. Ini menunujkkan tren pergeseran skills dan pekerjaan lima tahun ke depan,” pungkas Menkominfo.
Dalam acara itu, Menkominfo Budi Arie didampingi Staf Khusus Dedy Permadi, Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika I Nyoman Adhiarna, dan Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Bonie W. Pudjianto.
Hadir pula Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Vice President Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Global Google Karan Bhatia, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam, serta Direktur Digital Business Telkom Indonesia Direktur Digital Business. (*)