Yogyapos.com (KULONPROGO) - Taman Kakao Banjaroya adalah desa wisata yang terletak di desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Taman ini fokus pada budidaya tanaman kakao serta pengolahan hasil kakao menjadi berbagai produk. Sebagai destinasi agrowisata, taman ini menawarkan pengalaman edukatif dan rekreatif bagi pengunjung yang ingin belajar tentang proses penanaman, pemeliharaan, panen, dan pengolahan kakao.
BACA JUGA: SMA Muhi Yogya Terima Penghargaan Tertib Dana Sosial
Kamis 30/5/2024, mahasiswa Sosiologi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta melakukan kunjungan ketaman kakao dalam rangka kuliah lapangan Mata kuliah Sosiologi Lingkungan yang diampu oleh Puji Qomariyah kolaborasi dengan Paharizal yang mengampu mata kuliah Gerakan Ekologi Sosial dan Sosiologi Pariwisata.
Puji dosen sosiologi yang mendampingi mahasiswa memberikan keterangan bahwa kunjungan ini memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk kuliah diluar kelas yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, dengan melihat langsung bagaimana praktik pertanian berkelanjutan di taman kakao. Selanjutnya dengan pengalaman ini diharapkan mahasiswa untuk mempraktikkan pertanian berkelanjutan di masa depan, baik dalam karir profesional mereka maupun dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: Ormas Keagamaan Boleh Kelola Tambang Batu Bar
Taman Kakao Banjaroya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pertanian berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Taman ini menjadi contoh bagaimana sektor pertanian dan pariwisata dapat bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Perempuan di Parangtritis, Tercatat Sebagai Residivis
Paharizal dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa kunjungan ini dapat meng inspirasi wirausaha baru. Dengan melihat langsung proses dari budidaya hingga produksi kakao dapat memberikan wawasan tentang peluang bisnis dalam industri kakao. Mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang dampak sosial dan ekonomi dari perkebunan kakao terhadap komunitas lokal, termasuk bagaimana perkebunan ini dapat menjadi sumber matapencaharian bagi petani.
Para mahasiswa di kebun kakao || YP-Ist
Taman Kakao Banjaroya dikelola oleh Kelompok Tani Ngudi Rejeki yang berdiri pada tahun 2008 dengan luas lahan 3 hektar yang terdiri dari 4 padukuhan. Dalam wawancara dengan Johan Salbiantoro Ketua Kelompok Tani ini menyampaikan bahwa taman ini menawarkan tur edukatif di mana pengunjung dapat melihat proses penanaman, pemeliharaan, dan panen kakao. Pengunjung juga dapat belajar tentang pengolahan biji kakao menjadi produk-produk seperti cokelat, bubuk kakao, dan lain-lain.
BACA JUGA: Lurah Candibinangun Ditahan di Rutan Yogya, Jaksa Siap Ajukan Dakwaan
Taman Kakao Banjaroya menggunakan teknik budidaya yang ramah lingkungan, termasuk praktik agroforestri di mana tanaman kakao ditanam bersama tanaman peneduh dan tanaman lainnya. Petani menggunakan pupuk organik dan teknik pengendalian hama alami untuk menjaga kualitas tanah dan tanaman.
Johan menambahkan, pengunjung dapat melihat dan belajar tentang proses fermentasi, pengeringan, pemanggangan, dan pembuatan cokelat. Taman Kakao Banjaroya juga menjual produk-produk olahan kakao yang dihasilkan oleh petani lokal” promonya mengakhiri perbincangan.
BACA JUGA: Dugaan Pungli Oknum Lapas Cebongan, Polresta Sleman Naikkan Status Penyidikan
Perkebunan kakao dengan teknik agroforestri, di mana pohon kakao ditanam bersama pohon-pohon lainnya, dapat mendukung keanekaragaman hayati. Pohon-pohon naungan dan tanaman lain yang ada di perkebunan dapat menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna.
Tanaman kakao dan pohon naungan dapat menyerap karbondioksida dari atmosfer, membantu mengurangi jumlah gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Akar tanamankakao dan pohon naungan dapat membantu menahan tanah, mengurangi erosi dan menjag akualitas tanah. Vegetasi yang beragam dalam sistem agroforestri dapat meningkatkan infiltrasi air kedalam tanah, mengurangi limpasan permukaan dan membantu dalam konservasi air. (*)