Yogyapos.com (BANTUL) – Beragam cara dapat dilakukan memberdayakan dan meningkatkan perekonomian para ibu rumah tangga di pedesaan. Salah satunya melalui usaha produktif, apa pun bentuknya.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh para ibu di Wonotingal Poncosari Srandakan Kabupaten Bantul yang tergabung dalam Kelompok Pengolahan Ikan Minarasa (KPIM) Wonotingal. Mereka melakukan kegiatan ekonomi poduktif pembuatan abon lele.
BACA JUGA: Saling Tantang via Tiktok, Celurit pun Berbicara
Menurut Ketua KPIM Wonotingal Poncosari Srandakan Bantul, Siti Indarwati (50), kelompok yang dipimpinya beranggotakan belasan orang. Berdiri sejak 8 buan lalu. Hingga kini telah mampu memproduksi dan memasarkan ikan abon rata-rata 30 kg. Produksi tersebut belum setiap hari, namun ada kecenderungan peningkatan.
“Untuk membuat abon 30 kg membutuhkan ikan lele sebagai bahan bakunya antara 55 hingga 60 kg dari peternak di dusun setempat,” kata Siti Indarwati kepada yogyapos.com, Kamis (7/3/2024).
Abon lele kemasan produksi KPIM Wonotingal || YP-Supardi
Proses memproduksi abon lele ini, yakni lele disembelih (dibeteti) menjadi daging sebagai bahan baku. Selanjutnya daging lele tersebut digiling, lalu diramu dengan adonan bumbu abon serta digoreng hingga matang.
BACA JUGA: Bekas Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno Divonis 4 Tahun, Gratifikasi Rp 4,755 Dikembalikan
“Abon lele pada dasarnya memiliki seperti abon lainya. Namun juga mempunyai kekhasan dan cita rasa tersendiri bagi komsumen sehingga diminati masyarakat,” terang Siti.
Ikan lele sebelum diproduksi menjadi abon || YP-Supardi
Menjelang Ramadan seperti sekarang, permintaan abon lele cenderung mengalami peningkatan. Maklum, abon lele kian banyak peminatnya, cocok untuk lauk makan sahur bagi keluarga. Bahkan juga dapat dijadikan sodaqoh bagi mereka yang mampu kepada orang lain, sanak kadang. "Makanya jelang Ramadan ini kami meningkatkan volume produksi," tandasnya.
BACA JUGA: Kasus Firli Masih Berjalan, Sejumlah Mantan Komisioner KPK Desak Kapolri Lakukan Penahanan
Menurutnya, ikan lele sebagai bahan baku didapat dengan cara membeli kepada para peternak lele di dusun setempat dengan harga bervariasi yang kini Rp 30.000 per kg.
“Keuntungan dari usaha ini dibagi secara porposional kepada para anggota KPIM ini sebagai sumber penghasilan,” tandasnya.
Sementera itu menurut Bagian Parketing KPIM Abon Lele Wonotinggal, Guritna Candra Dewi, harga abon lele isi 100 gram Rp 25.000 per kemasan. Kemasan yang berisikan 50 gram Rp 13.000 per kemasan. Sedangkan yang berisi 250 gram harganya Rp 72.500 per kemasan dan yang curah (tanpa kemasan) Rp 195.000 per kg.
Proses produksi abon lele jelang finishing || YP-Supardi
Pemasaran abon lele ini ke dalam dan luar Bantul termasuk ke super market, shopee market dan langsung ke tempat produksi.
“Terus tentang keuntungan dan prospeknya, memproduksi abon lele pada dasarnya relatif menguntungkan. Maka sejak beberapa bulan lalu hingga kini KPIM Wonotingal tetap eksis berproduksi,” pungkas Guritna. (Spd)