Antonius Aji: Lone Raider Bersama 'Santoso'

share on:
Aji dan sepeda motor kesukaannya || YP-Ist

ADA joke di kalangan konvoi pemotor atau motor traveler, “bojo muring tinggal touring”. Maksudnya, apabila di rumah ada masalah rumah tangga, tinggal dulu sementara untuk jalan-jalan. Tapi, tidak demikian sebenarnya dengan Aji. Hobi touring atau traveling dengan sepeda motor tidak mengganggu rumah tangganya.

Kesukaan Aji bertualang dengan berkendaraan motor secara aktif baru pada 2020 di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan dunia dicekam pandemik global, Covid-19. Tapi, ia menyimpan kenangan masa kecil yang sudah menyukai tulisan Tan Thiam Hok seorang profesor mikrobiologi yang menggunakan nama naturalisasinya Hok Tanzil. Beberapa tulisan Hok Tanzil yang dimuat di majalah Intisari dilahap habis oleh Aji.

BACA JUGA: Dr Syahganda Nainggolan : Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk Perubahan dan Persatuan

Tulisan-tulisan Hok mengisahkan perjalanan si penulis ke Jerman dan beberapa negara lainnya. Aji dibuat larut dan terpesona pada narasi dan teknik deskripsi Hok sehingga membuat Aji seakan-akan ikut perjalanan bersama si penulis.

“Saya sampai larut dan seolah ikut dalam touring Hok Tanzil. Itu yang membuat saya kelak kalau sudah besar,ingin touring seperti Hok. Saya juga baca Karl May. Maka, setelah lulus kuliah, saya pilih perusahaan yang membuat saya bisa mewujudkan keinginan bertualang,” ungkap alumnus Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung Angkatan 1986.

Aji bekerja di perusahaan asing, Schlumberger yang berdiri pada tahun 1926 di Prancis. Ia mulai bekerja di perusahaan jasa teknologi perminyakan atau oilfield service company itu pada awal Januari 1992.Dari sini keinginan Aji untuk bertualang pun kesampaian.

Ia pernah tinggal di Brazil, Argentina, Denmark, dan beberapa negara di Asia Tenggara. Tapi, Aji kemudian resign pada tahun 2000 guna melanjutkan studi program MBA lalu ia join kembali keperusahaan tersebut. Apabila sebelumnya Aji di bagian field enginer maka setelah masuk kerja lagi ia menanganisale field. Meski begitu, Aji tetap bisa melakukan traveling. Lalu, ia keluar lagi dan masukke perusahaan Denmark sebagai GM (General Manager), dan lagi-lagi join dengan perusahaan lainnya dengan area Asia Tenggara.

Aji mengawali hobi touring pada 2004. Berawal dari motor touring 200 CC. Perjalanan tersebut dilakukan secara berombongan bersama kawan-kawan klubnya. Namun, belakangan ia menyadari lebih sreg dan enjoy kalau jalan sendirian. Karenanya, saat pandemi Covid-19 ia sudah berhenti bekerja dan touring sendirian ke Jawa dan Bali.

BACA JUGA: Surya Paloh dan Anies Bukan Pengkhianat

“Kemarin baru saja pulang dari Bali. Saya suka suasana di pedesaan di Bali yang mengingatkan saya pada masa kecildulu di dusun kediaman kakek di Klaten dan kampung masa kanaksaya di Solo, Jawa Tengah,” beber Aji ditemui Selasa (29/8/2023) di Homestay Omah Lurah Lawas Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman.

Aji yang pernah empat tahun bermukim di Brazil, kini lebih sering sebagai lone rider dengan motor merk "sertão" (dibacasertong) keluaran BMW seri G-650 made in Jerman yang dibelinya pada 2019. Motornya kini lebih dikenal dengan lidah orang Jawa sebagai “Santoso”.

Ia mengisahkan petualangan kecilnya di Kali Kuning Kalurahan Umbulharjo Kapanewon Cangkringan Kabupaten Sleman sehari sebelumnya, Senin (28/8/2023).

Aji melengkapi petualangannya dengan drone untuk kepentingan dokumentasi dan kamera digital. Namun, drone miliknya menabrak tebing dan terperosok ke dasar jurang. Ia sempat bingung. Lalu oleh seorang penyabit rumput ia disarankan menghubungi Tim SAR setempat. Maka, dengan bantuan TIM SAR tersebut dan informasi perihal koordinat lokasi jatuhnya drone akhirnya drone bisa ditemukan dan kembali ke tangan Aji.

“Saya kagum pada sukarelawan yang menolong menemukan drone saya. Sebelumnya saya ingin memberikan sesuatu sebagai apresiasi dan penghargaan karena saya kembali bahagia mendapatkan drone saya. Tapi, beliau menolak. Juga, ketika saya menemui pimpinannya, katanya sudah jadi komitmen mereka sebagai sukarelawan bekerja dengan ikhlas tanpa memikirkan balas jasa,” cetus Aji yang kini bermukim di Jakarta, menutup ceritanya. (R Toto Sugiharto)

 

 

 

 


share on: