Via TRB Creative, Dimas Genjot Kemandirian Pangan

share on:
Dimas berlatar para peserta training || YP/Ist

Yogyapos.com (SLEMAN)- Lazimnya, kaum milenial jaman sekarang getol dengan usaha kuliner, fashion atau apapun yang berbau online. Namun hal itu tidak berlaku bagi Dimas Bagus, yang memilih sebagai praktisi lingkungan dalam wadah Tani Remen Budaya (TRB) Creative.

Ditemui yogyapos.com, Senin (20/5) malam di rumahnya Tangkilan Godean Sleman, Dimas bercerita pentingnya menjaga lingkungan alam, mengolah limbah, kemandirian pangan, serta energi terbarukan.

“Dulu saya nggak kepikiran sama sekali pengetahuan tentang alam. Bagaimana manfaat alam. Apa dampak alam bagi warga. Bagaimana warga memperlakukan alam. 2 tahun belakang ini saya concern dan focus tentang alam dan lingkungan. Intinya alam juga butuh menyeimbangkan diri seperti halnya mahluk hidup,” kata Dimas selaku Kepala Project TRB Creative.

Konsep dasar yang tengah digenjot TRB Creative adalah kemandirian sumber pangan (ternak). Dengan sejumlah terobosan baru yang menganut system siklus hayati. “Kami mengoptimalkan unsur pembentuk yang ada, lalu optimalkan untuk membentuk wujud baru. Semua unsur dari sampah, kotoran dan tumbuhan bisa diolah,” ujar pria yang sempat jadi TL brand rokok ini.

Upaya penting lain yang ditempuh Dimas adalah memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya mengolah limbah atau sampah. Sudah menjadi bahasan umum jika Indonesia mengalami darurat sampah. Overload capacity.  

“Kami memberikan solusi dengan pola pemanfaatan sampah menjadi sumber pangan. Sustainble system akan menopang dan menjadi roda perputaran sampah, yang bisa kami olah menjadi pakan ternak. Kami juga menawarkan kepada masyarakat konsep Green TPA (Tempat Pembuangan Sampah). Disitu banyak potensi bernilai ekonomi. Bisa untuk berkebun (buah, bunga, sayur) dan berternak (ayam, lele, bebek)” jelas Dimas yang acapkali didapuk mengisi seminar lingkungan di sejumlah kampus.

Belum lama ini, Dimas juga sempat dimintai konsultasi oleh Pemprov DKI Jakarta, terkait limbah di Kali Item. Menurutnya, limbah Kali Item bisa ditanggulangi dengan menyebar nuutrino sebagai pengurai bakteri yang menimbulkan bau. “Setelah itu diberi ozongenetor serta microbubble sprayer yang menghasilkan 03 (udara murni), untuk mensterilkan air yang telah tercemar,” kata Dimas yang sedang merintis desa wisata edukasi di Kampung Salak, Nganjuk.

Menurut Dimas, kini saatnya pemuda karang taruna berbuat yang terbaik bagi daerahnya. “Pemuda harus berkontribusi nyata bagi daerahnya. Dalam praktik lingkungan ini, banyak sekali potensi pemberdayaan ekonomi yang dihasilkan bagi warga setempat. Intinya saya dan TRB Creative siap membantu untuk kemaslahatan bersama,” tandas Dimas optimis. (Dol)


share on: