KETUA ASKONAS BANTUL, BELLI RUDIYANTO : Solid, Sinergi, Prestasi dan Tembus 50 A

share on:
Ketua Askonas Bantul, Belli Rudiyanto SH MH || YP/Dedy Afrizal

Yogyapos.com (BANTUL) – Dunia usaha jasa konstruksi semakin menarik perhatian bagi usahawan muda. Tak sedikit wajah-wajah baru yang menerjuni dunia usaha yang satu ini seiring maraknya pembangunan infrastruktur di tanah air, tak terkecuali di wilayah Bantul.

Dengan tingkat peminat yang tinggi dan maraknya pembangunan infrastruktur itulah, sekelompok lahir DPC Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) Bantul. Baru seumur jagung memang, tapi tekad dan kiprah organisasi ini sangat memberi angin segar bagi kemajuan pembangunan di wilayah itu.

“Kami baru setahun ini menghimpun diri, tepatnya sejak 27 September 2019. Alhamdulillah sudah memiliki hampir 50 anggota,” ujar Ketua Askonas Bantul, Belli Rudiyanto SH MH kepada yogyapos.com, Senin (5/8/2019).

Menurut sosok ramah ini, organisasi yang dipimpinnya sangat konsen secara internal terhadap anggotanya agar menjadi pengusaha-pengusaha jasa konstruksi yang profesional. Sedangkan secara eksternal diharapkan sanggup memberikan kontribusi positif bagi pembangunan-pembangunan infrastruktur sesuai program pemerintah.

Melalui Askonas ini pula, tandas Belli, proses pembangunan infrastruktur dapat berjalan baik. Sebab pelaksanaannya dilakukan oleh pengusaha-pengusaha profesional, sejak dari proses lelang sampai pengerjaan proyek yang kelak diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain, komitmen kerakyatan ini memang selalu ditanamkan kepada anggota.  

“Kami punya motto profesionalitas, sinergitas, dan prestasi,” tukas bos CV Agung Abadi ini.

Dengan motto tersebut, maka proses pembangunan infrastruktu dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Bahkan sejak awal akan terhindar dari praktik lelang ndlosor yang tidak sesuai persyaratan maupun regulasi.

Selama ini pula diberikan pemahaman-pemahaman bahwa agar tdk terjadi lelang ndlosor, maka harus ada standar harga. Misalnya, jika lelang turun dari 20 persen diharuskan berdasarkan analisa harga. Itu bisa saja terjadi penurunan 20 persen, krn kadang pelaku jasa konstruksi di sisi lain sdh punya armada/peralatan aset perusahaan sehingga yg tadinya sewa sdh milik sendiri sehingga mereka berani turun,” jelasnya.

Biasanya lelang nlosor dilakukan oleh perusahaan gede yang memang punya peralatan sendiri. “Tapi itu seleksi alam. Kita yang muda ini geraknya lebih massif, dengan suatu frame bisa lari lebih jauh. Bukan saja berlari cepat. Terpenting kita maju saja ; solid, sinergi, prestasi,” pungkas Belli. (Dedy Afrizal)

 


share on: