Jelang Ramadan, DP3 Sleman Monitoring Ketersediaan Beras

share on:
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Suparmono (tengah baju hitam) dalam perjalanan monitoring panen padi turut melakukan ubinan padi, Jumat (23/2/2024) || YP-Ist

Yogyapos.com (SLEMAN) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman melakukan monitoring tanaman padi siap panen di wilayah Kapanewon Berbah dan Prambanan. Hal ini dilakukan untuk memastikan besarnya produksi padi yang mampu dihasilkan menjelang bulan Ramadan 1445 H.

“Dinas harus memastikan kestabilan stock atau ketersediaan beras karena biasanya permintaan meningkat di awal ramadan hingga lebaran,” kata Kadis Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono disela kegiatan, Jumat (23/2/2024).

BACA JUGA: Fesbul Lokus 1 Umumkan 'Kontapati' dan 'Patgulipat' Terpilih Karya Unggulan dari Yogyakarta

Parmono menyampaikan, ketersediaan beras pada musim tanam pertama saat ini menurun dibandingkan tahun lalu, efek dari elnino berdampak kuat pada mundurnya waktu tanam.

“Karena panen saat ini berasal dari musim tanam Oktober 2023 hingga Januari 2024 bersama adanya elnino yang berdampak kuat pada mundurnya waktu tanam,” jelas dia.

Faktor lain, sambung dia, adanya penghentian aliran air Selokan Mataram dan Van der Wick pada Oktober berdampak berkurangnya ketersediaan air untuk mencukupi pertanaman padi. Meski demikian masih ada panen padi pada sawah yang terairi oleh sungai seperti di wilayah Kapanewon Berbah, Ngemplak dan Prambanan. 

BACA JUGA: Aksi Ratusan Rakyat Yogya 'Tolak Pemilu Curang' Serukan Jokowi Turun

Panen padi pada bulan Januari 2024 seluas 664 ha dengan area tanam yang masih spot-spot. Sementara luas panen padi pada bulan ini sekitar 1000  hektar. Pada bulan Maret nanti lebih meningkat dan puncaknya nanti pada bulan April atau panen raya, diharapkan mampu

mencukupi kebutuhan selama bulan ramadhan dan lebaran nanti dan menjawab kekhawatiran stok pangan.

BACA JUGA: Harga Beras Melonjak, Senator DIY: Boleh Jadi Akibat Sebaran Bansos yang Ugal-ugalan

“Perkiraan panen bulan Maret hingga April seluas 10.000 -an  hektar sehingga akan tersedia beras sebesar 37.000-an ton, diharapkan mampu mencukupi kebutuhan selama bulan ramadhan dan lebaran nanti,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Kadis secara langsung melakukan ubinan padi yaitu teknik untuk menghitung perkiraan produktivitas padi. Ubinan dilakukan pada 3 petak ukur dengan hasil ubinan sebesar 36,3 kg, 46,3 kg, dan 58,85 kg sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 7,56 ton per GKP atau 6,06 ton per hektar GKG. 

BACA JUGA: Nabrak Mobil Parkir di Pinggir Jalan, Pemotor Patah Tulang

Gencarnya bantuan beras jelang pemilu sementara ketersediaan atau panen terhambat akibat elnino menyebabkan harga gabah dan beras meroket. Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional RI melalui Surat Edaran nomor 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Gabah yakni sebesar Rp 4.200 per kg (harga batas bawah) dan Rp 4.550 per kg harga batas.

Sementara untuk harga beras medium sebesar Rp 10.900 - Rp 11.800 per kg dan harga beras premium sebesar Rp 13.900 - Rp 14.800. Harga gabah dan beras mulai pertengahan bulan Februari 2024 berdasarkan laporan harga tani adalah harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 7.200 per kg dan harga gabah kering giling (GKG) sebesar Rp 8.500 per kg. Sementara harga beras medium sudah mencapai Rp 15.000 per kg dan harga beras premium tembus Rp. 17.000 per kg. (Opo)

 

 

 

 

 


share on: