Dyah Novies Project Gelar Pelatihan Ecoprint

share on:
Dyah Noviani (paling depan) foto bersama ibu-ibu Ikatan Pengusaha Aisiyah (IPAS) Bantul dan menunjukkan hasil teknik ecoprint || YP/Fadholy

Yogyapos.com (BANTUL) -  Perkembangan fashion selalu bergerak. Metode tekniknya juga selalu mengalami pembaruan. Untuk mencipta kreasi unik dan menarik tak harus mahal. Bahan-bahan bisa ditemui di sekitar pekarangan rumah kita. Seperti dedaunan dan bunga. Inilah metode Ecoprint, yang sangat ramah lingkungan, karena sama sekali tidak mengandung zat kimia.

Dyah Heningtyas Noviani SH sebagai founder organisasi nonprofit DNP (Dyah Novies Project), Sabtu (27/7) siang di Kompleks Waterbyur, melakukan pelatihan dan pengenalan teknik fashion ecoprint kepada sejumlah anggota Ikatan Pengusaha Aisiyah (IPAS) Bantul.

Menurut Novi, begitu ia akrab disapa mengatakan, pihaknya rutin melakukan sejumlah workshop di beberapa dasawisma yang tersebar di 75 kecamatan di wilayah Bantul. “Concern kami di bidang pemberdayaan perempuan, edukasi, anak-anak dan ekonomi kreatif. Produknya bervariasi. Ada busana, kuliner, donasi buku, prestasi. Yang jelas bermuara pada kemaslahatan masyarakat,” ujar alumnus Universitas Brawijaya Malang ini.

Novi menambahkan, ecoprint merupakan teknik cetak yang menggunakan pewarna alami. Sederhana tidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Teknik ini diaplikasilan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau katun yang mampu menyerap warna dengan baik. “Metode ramah lingkungan ini dilakukan dengan menyerap pigmen dari tumbuhan dan menimbulkan warna tertentu pada serat selulosa (kapas, linen) atau protein (sutra, wol) tanpa mewarnai benang secara merata. Yang banyak digunakan biasanya daun jati, bunga kenikir, daun jarak, daun pepaya, potongan akar dan kayu manis,” imbuh owner Waterbyur ini didampingi trainer ecoprint, Muryani dan Erna.

Muryani menjelaskan, caranya adalah meletakkan bunga atau daun di atas kain, kemudian memukulnya dengan menggunakan palu.Kemudian dibungkus dengan plastik. Lalu ditelungkup lagi dengan kain. Kemudian iikat kuat, untuk menghindari kebocoran warna. “Bisa menggunakan kain dengan bahan sutra, katun atau wol. Lalu direbus atau kukus bundelan kain yang sudah dibuat. Proses ini membutuhkan waktu 3 jam. Warna daun atau bunga akan mulai masuk ke dalam kain. Jangan terlalu lama mengukus, karena warna akan pudar jika. Api juga disetel sedang. Jangan terlampau besar ataupun kecil. Untuk volume air sebaiknya sedikit saja. Biar proses pewarnaan cepat dan bagus, tidak terlalu mengendap,” kata Muryani dan Erna. (Dol)

 


share on: