Yogyapos.com (SLEMAN) - Beragam jenis penyakit menghantui masyarakat. Selain karena pola hidup dan pola makan yang salah, ada diantaranya yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan vitamin. Kedua permasalahan bisa dihadapi dengan memberdayakan kelor. Jenis tanaman yang dikenal dengan moringga ini akrab dengan kehidupan masyarakat pedesaan.
Demikian intisari pelatihan penanaman kelor yang disampaikan Dr Wuri Suhasti MM di hadapan Kelompok Tani Kelor "Nahdlatul Tujjar" Rajek Wetan, Tirtoadi, Mlati, Sleman di Wanadesa, Jumat (19/7/2019).
Wuri menjelaskan alasan pentingnya budidaya kelor. Selain karena mudah ditanam dan cepat tumbuh, kelor juga bisa dipanen beberapa kali dalam setahun. Kelor ini tanaman ajaib. “Dari biji, akar, batang, daun, getah dan bunganya berkhasiat dan bisa dijadikan obat. Bisa meningkatkan gizi keluarga dan dimanfaatkan sebagai makanan, minuman, kosmetik, pupuk tanaman dan pakan ternak. Sebagai sebuah komoditas bisnis, kelor amat menjanjikan,” tandas Direktur CV Swarna Bumi ini.
Dengan keunggulan itu, lanjut dosen STIE Yogyakarta ini, kelor bisa dibudidayakan masyarakat untuk beragam kepentingan. "Penanaman dan pemeliharaannya pun relatif mudah. Gunakan pupuk organik. Setahun cukup sekali pemupukan, karena daun-daun yang menguning bisa dijadikan pupuk dengan cara menyebar di sekitar pohon. Setelah empat bulan dan ketinggian 60 cm kelor siap dipanen,” pesan peneliti asal Nganjuk Jatim ini. Pasar kebutuhan kelor di dunia baru 20% dimana 80% diantaranya berasal dari Indonesia.
Sementara itu Direktur Bumdes "Tirtamas" Wahjudi Djaja SS MPd menyatakan, program ini diharapkan menjadi percontohan tentang pemberdayaan lahan kosong dan upaya pengentasan kemiskinan. "Tahap pertama ini kami siapkan lahan seluas 2 ha. Tenaganya diambil dari para petani dusun Rajek Wetan. Kelak saat musim panen, kami akan memberdayakan para ibu-ibu khususnya lansia", tandasnya.
Pihak Bumdes "Tirtamas" sangat berharap agar proses produksi dalam perkembangan berikutnya bisa diadakan di Rajek Wetan. Pada kesempatan itu diserahkan bibit kelor yang siap disemai.
Terkait dengan program itu, Kepala Dukuh Rajek Wetan Widiarto, saat ditemui yogyapos.com, menambahkan pihaknya akan mensuport dengan menyediakan lahan yang ada. "Ini program yang baik dan sangat prospektif. Apalagi tenaga kerja yang kami miliki sangat banyak. Kami optimis akan berdampak pada upaya peningkatan kesejahteraan warga. Oleh karena itu, pada tahap berikutnya kami telah siapkan lahan baru yang bisa segera dijadikan penanaman", imbuhnya.
Pelatihan budidaya kelor dihadiri pengurus Bumdes "Tirtamas", Kelompok Tani Kelor "Nahdlatul Tujjar", Pokdarwis Dewi Rawe, tokoh masyarakat dan pengelola Wanadesa Desa Wisata Budaya Rajeg Wetan. (Iud)